Kesehatan Bagai Mahkota
Foto oleh Steve Buissinne dari Pixabay |
Siapa yang mau sakit di dunia ini? Enggak ada yang mau bukan. Pasti kita mengharapkan keadaan tubuh dan rohani yang sehat dan juga kuat. Kalau pun sakit, kita cenderung untuk tidak ingin penyakit tersebut menggerogoti tubuh kita lama-lama.
Pahitnya obat, hilangnya selera makan dan lemahnya kondisi tubuh, mungkin hanyalah sebagian dari penderitaan yang dialami oleh orang yang sedang sakit. Selebihnya, hanya mereka sendiri yang merasakan. Mengeluh pada orang lain pun tidak menghilangkan penyakit yang mereka idap. Bahkan mungkin, ketika mereka mengeluhkan sakitnya pada orang lain, malah dianggap sebagai orang yang suka mengeluh.
Bukan, bukan itu sebenarnya yang mereka inginkan. Mereka hanya ingin didengar bukan justru dianggap sebagai orang yang tidak sabaran apalagi orang yang suka mengeluh.
Tahukah kamu? Ketika seseorang sedang sakit, dia sedang merasakan betapa lemah dirinya, betapa tak kuasanya dirinya, dan betapa ceroboh dirinya yang tidak dapat menjaga tubuhnya sendiri. Hal tersebut justru membuat mereka intorspeksi diri.
“Mungkin, selama ini aku terlalu sibuk dengan pekerjaanku sehingga lupa akan kebutuhan tubuhku sendiri untuk diberi makan. Hingga akhirnya aku menderita mag kronis. Makan-makanan yang terlalu pedas pun kini tak bisa kusantap, padahal aku sangat suka makanan pedas. Seandainya aku dulu bisa lebih baik menjaga pola makan, mungkin keadaanku tidak akan seburuk seperti saat ini,” ujar mereka penderita penyakit mag kronis.
“Selama ini aku selalu lalai dengan gadget, sehingga kuhabiskan sebagian besar waktuku di depannya. Seiring berjalannya waktu, hal tersebut membuat mataku sulit untuk melihat benda pada jarak jauh. Andai dulu aku tidak begitu, mungkin saat ini aku bisa melihat indahnya dunia tanpa bantuan lensa kacamata,” ujar mereka penderita rabun jauh.
“Selama ini aku terlalu banyak merokok hingga membuat pernapasanku semakin hari kian memburuk dan aku divonis oleh dokter mengidap kanker paru-paru. Sekarang aku sangat menyesal. Seandainya dulu aku sadar akan kebiasaan burukku itu, keadaan menyiksa ini pasti tidak akan aku alami,” ujar seorang pengidap kanker paru-paru.
Itulah deretan penyesalan yang mereka utarakan. Mereka menyesali segala kelalaian yang mereka lakukan di masa lampau. Namun, nasi sudah menjadi bubur. Mau tak mau, kini mereka harus hidup dengan mengidap penyakit-penyakit tersebut.
Tak jarang, disaat-saat seperti itu pulalah, orang-orang mulai memikirkan tentang kematian.
“Bagaimana kalau aku mati sekarang karena penyakit yang kuderita ini? Aku sungguh takut. Aku bukan orang yang baik. Aku masih ingin hidup. Aku ingin sehat layaknya sedia kala sehingga aku dapat melakukan lebih banyak lagi hal-hal positif dan bermanfaat untuk membuat hidupku lebih baik lagi dari sebelumnya,” ujar mereka.
Hingga akhirnya, tercetuslah sebuah keinginan untuk bisa hidup lebih baik lagi setelah penyakit mereka sembuh.
“Kesehatan adalah mahkota yang bersemayam di atas kepala orang-orang yang sehat, yang hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang sakit.”
Begitulah pernyataan yang ditulis Dr. ‘Aidh Al-Qarni, seorang penulis dari Saudi Arabia, dalam bukunya La Tahzan. Begitu berharganya kesehatan sehingga diibaratkan seolah-olah seperti sebuah mahkota. Tentunya, bukan sembarang orang yang dapat melihatnya, melainkan hanya dapat dilihat oleh orang-orang yang sakit.
Sejatinya, ketika dalam kondisi sehat, orang-orang yang kurang peka cenderung untuk mengabaikan kondisi kesehatan mereka. Berbagai kebiasaan buruk terus mereka terabas: menyantap junk food berlebihan, jarang berolahraga, merokok, dan malas-malasan. Mereka mengutarakan beribu-ribu dalih ketika ditegur untuk kebaikan mereka.
Misalnya saja, orang-orang cenderung lalai menjaga kesehatan ketika usia mereka masih terbilang cukup muda. Namun nyatanya, penyakit apa pun itu dapat menyerang siapa saja tanpa memandang usia. Tua, muda, bahkan bayi yang baru lahir saja memiliki peluang untuk bisa terserang penyakit.
Oleh karena itu, sudah sepantasnya kita menjaga kesehatan yang telah Tuhan anugerahkan ini sebagai bentuk rasa syukur kita kepada-Nya. Mengingat, diri kita ini sangat berharga. Banyak orang-orang di luar sana yang masih membutuhkan kehadiran kita di dunia ini: orang tua, saudara, anak, cucu, sahabat, dan semua orang-orang yang sayang sama kita.
Buat kalian yang sedang mengidap penyakit hari ini, saya berharap semoga lekas sembuh dan buat kalian yang sehat, jangan lupa untuk selalu bersyukur. Sampai jumpa di postingan selanjutnya.
Komentar
Posting Komentar