Kuatkan Iman di Kajian NGADUK (Ngambizz Dunia Akhirat) LDF KaLAM UGM

 
Virtual Background Kajian NGADUK

Semua ini berawal dari keisengan saya berselancar di Instagram beberapa hari yang lalu. Perhatian saya terhenti ketika melihat Instagram story penulis favorit saya, Ustadz Ahmad Rifa'i Rif'an. Beliau memposting sebuah flyer kajian keislaman dengan tema yang cukup menarik, yaitu NGADUK alias Ngambizz Dunia Akhirat. Kebetulan beliau sendiri yang menjadi pembicara di kajian tersebut.

📌 For your information, Kajian NGADUK (Ngambizz Dunia Akhirat) merupakan kajian keislaman yang diselenggarakan oleh Lembaga Dakwah Fakultas (LDF) Keluarga Muslim Cendekia Medika (KaLAM) FK-KMK UGM.
 
Mengetahui bahwa kajian ini terbuka untuk umum dan juga gratis, tanpa perlu pikir panjang saya pun langsung registrasi. Setelah registrasi, saya diarahkan untuk join grup WhatsApp kajian tersebut. Antusiasme peserta kajian cukup tinggi, terbukti dari jumlah peserta grup WhatsApp kajian yang melebihi 200 peserta.

Kajian ini diselenggarakan pada tanggal 26 Desember 2020 melalui Zoom dan juga Youtube. Kajian dimulai pada pukul 08.45 WIB. Sebelum mengikuti kajian, peserta akan diarahkan untuk mengisi presensi guna memperoleh link Zoom kajian. 
 
Kajian kali ini diawali dengan pembukaan oleh Master of Ceremony (MC). Kemudian dilanjutkan dengan sambutan ketua pelaksana kajian, Muhammad Agung Rifa'i. Tak lupa pula terdapat pembacaan ayat-ayat suci Alquran yang menambah khidmat acara kajian pagi hari ini.
 
Pembukaan oleh Master of Ceremony (MC)

 
Sambutan ketua pelaksana Kajian NGADUK, Muhammad Agung Rifa'i
 
Setelah itu, acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Ustadz Ahmad Rifa'i Rif'an. Beliau menyampaikan berbagai macam hal terkait dengan menuntut ilmu, khususnya bagi seorang pelajar maupun mahasiswa.

Penyampaian materi oleh Ustadz Ahmad Rifa'i Rif'an

Pembahasan pertama diawali dengan hakikat ilmu dalam Islam. Mungkin di antara kita ada yang masih bingung apa yang dimaksud dengan ilmu. Apakah dalam Islam ilmu hanya dipandang sebagai ilmu agama saja? Ulama memiliki dua pandangan mengenai ilmu, yang pertama adalah paradigma dikotomik dan yang kedua adalah paradigma sistemik. 
 
Paradigma dikotomik memandang bahwa ilmu terbagi menjadi dua yaitu ilmu umum atau ilmu dunia dan ilmu agama atau ilmu akhirat. Paradigma dikotomik menyatakan bahwa ilmu yang dimaksud dalam Islam hanyalah ilmu-ilmu yang disampaikan oleh Allah dalam Alquran dan mengesampingkan ilmu umum, seperti ilmu kedokteran, manajemen, dan sebagainya. Sementara paradigma sistemik memandang ilmu dalam Islam mencakup ilmu-ilmu agama dan juga ilmu-ilmu umum. Hanya saja prioritas utamanya adalah pada ilmu agama.

Pembicara menekankan bahwa penting bagi kita untuk menuntut ilmu sebelum beramal. Ada dua syarat utama sebuah amalan diterima di sisi Allah, pertama adalah ikhlas dan yang kedua adalah mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW. Jika salah satu syarat tersebut tidak terpenuhi, maka amalan tersebut tertolak.

Salah satu hal yang harus diperhatikan bagi para penuntut ilmu adalah niat. Niat dalam menuntut ilmu terbagi menjadi tiga; niat karena Allah, niat kadang untuk Allah dan kadang untuk dunia, dan niat karena dunia. Tentunya kualitas ilmu yang didapatkan seseorang berbanding lurus dengan niatnya. Apabila niatnya karena Allah, maka ilmu yang didapat bisa menjadi suatu ilmu yang bermanfaat.

Kita sudah sering mendengar bahwa ilmu yang bermanfaat merupakan salah satu amalan yang akan terus mengalir pahalanya pada seseorang meskipun orang tersebut sudah meninggal dunia. Di sini pembicara menjelaskan bahwa ilmu yang bermanfaat itu ada tiga yaitu ilmu yang kita amalkan, ilmu yang kita ajarkan, dan juga ilmu yang produk/output-nya dimanfaatkan oleh orang lain (misalnya kita meneliti sesuatu dan hasilnya dimanfaatkan oleh orang banyak).

Satu hal yang menarik pada bahasan kali ini adalah persoalan ikhlas. Selama ini saya sempat bertanya-tanya apa bedanya orang yang ikhlas dengan yang tidak. Di sini saya menemukan jawabannya. Pembicara menyampaikan bahwa ciri orang yang ikhlas adalah apabila orang tersebut beramal atau pun melakukan pekerjaan ia akan melakukannya sebaik mungkin, baik di saat ia sedang sendiri atau pun ada orang lain yang melihatnya. Sementara orang yang tidak ikhlas, kualitas amalan atau pun pekerjaan yang dilakukannya akan lebih baik ketika ada orang yang melihatnya dibandingkan saat ia sedang sendirian.
 
Untuk menjadi orang yang ikhlas, ada dua tips yang dibagikan pembicara. Pertama, selalu hadirkan Allah dalam setiap pekerjaan yang kita lakukan. Usahakan untuk selalu merasa diawasi oleh Allah, baik saat kita sedang sendirian maupun sedang bersama orang lain. Kemudian tips yang kedua adalah bayangkan jika kita mati saat melakukan amalan atau pekerjaan tersebut. Bayangan akan kematian akan menuntun kita melakukan pekerjaan secara teliti dan juga cermat. Selain itu, kita juga tidak akan main-main ketika melakukan suatu pekerjaan.
 
Lantas sudahkah kita ikhlas dalam beramal?

Penyampaian materi berakhir sekitar pukul 10.05 WIB. Setelah penyampaian materi oleh pembicara berakhir, tibalah saatnya sesi diskusi atau tanya jawab. Karena keterbatasan waktu, tidak semua peserta memperoleh kesempatan bertanya melainkan hanya ada tiga penanya saja.

Acara dilanjutkan dengan games. Games dilakukan dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan menggunakan aplikasi Quizizz. Pertanyaannya adalah seputar materi yang telah dijelaskan oleh pembicara dan bagi tiga peserta yang beruntung akan mendapat saldo Gopay sebagai hadiah.

Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 10.40 WIB. Itu artinya, acara kajian akan segera berakhir. Kajian diakhiri dengan penutupan oleh panitia. Sebelum mengakhiri kajian, tak lupa semua peserta melakukan foto bersama sebagai kenang-kenangan. 

Foto bersama sebagai kenang-kenangan

Demikian cerita saya mengikuti kajian NGADUK hari ini. Semoga apa yang saya sampaikan dapat bermanfaat bagi kalian. Tunggu tulisan-tulisan saya mengikuti event menarik lainnya ya. 😊

Komentar